Karakteristik Konsumen di Indonesia
Softskill Perilaku Konsumen
Oleh :
AISYAH NUROHMAH
ANAK AGUNG ISTRI CYNTIA (10211686)
DEWI ANGGARAINI
FAUZIA APRIANTI
HANA DWI NUR UTAMI
ANAK AGUNG ISTRI CYNTIA (10211686)
DEWI ANGGARAINI
FAUZIA APRIANTI
HANA DWI NUR UTAMI
LISSA DWI WULANSARI
SYIFA FAUZIA
SYIFA FAUZIA
3EA27
KARAKTERISTIK konsumen
Indonesia :
1. Memiliki pola piker jangka pendek (short
term perspective)
Menurut Handi Irawan, sebagian besar
konsumen Indonesia hanya berpikir jangka pendek dan sulit untuk diajak berpikir
jangka panjang, salah satu cirinya adalah dengan mencari yang serba instant.
2.
Tidak memiliki perencanaan (dominated
by unplanned behavior)
Hal ini tercermin pada kebiasaan
impulse buying, yaitu membeli produk yang kelihatannya menarik (tanpa
perencanaan sebelumnya).
3. Cenderung
berkelompok dan suka berkumpul
Masyarakat Indonesia mempunyai
kebiasaan suka berkumpul (sosialisasi). Salah satu indikator terkini adalah
situs social networking seperti Facebook dan Twitter sangat diminati dan
digunakan secara luas di Indonesia.
4. Tidak
adaktif dalam teknologi baru
Gagap teknologi (not adaptive to
high technology). Sebagian besar konsumen Indonesia tidak begitu menguasai teknologi
tinggi. Hanya sebatas pengguna biasa dan hanya menggunakan fitur yang umum
digunakan kebanyakan pengguna lain.
5. Focus
pada konteks bukan konten (context, not content oriented)
Konsumen kita cenderung menilai dan
memilih sesuatu dari tampilan luarnya. Dengan begitu,konteks-konteks yang
meliputi suatu hal justru lebih menarik ketimbang hal itu sendiri.
6. Menyukai
barang produk luar negeri (receptive to COO effect)
Sebagian konsumen Indonesia juga
lebih menyukai produk luar negeri daripada produk dalam negeri, karna bias
dibilang kualitasnya juga lebih bagus dibanding produk di Indonesia.
7. Semakin
memperhatikan masalah keagamaan (religious)
Konsumen Indonesia sangat peduli
terhadap isu agama. Inilah salah satu karakter khas konsumen Indonesia yang
percaya pada ajaran agamanya. Konsumen akan lebih percaya jika perkataan itu
dikemukakan oleh seorang tokoh agama, ulama atau pendeta. Konsumen juga suka
dengan produk yang mengusung simbol-simbol agama.
8. Suka
pamer dan gengsi (putting prestige as important motive)
Konsumen Indonesia sangat senang
dengan gengsi. Banyak yang ingin cepat naik “status” walau belum waktunya.saat
pentingnya urusan gengsi ini, mobil-mobil mewah pun tetap laris terjual di
negeri kita pada saat krisis ekonomi sekalipun.
Menurut Handi Irawan D, ada tiga
budaya yang menyebabkan gengsi. Konsumen Indonesia suka bersosialisasi sehingga
mendorong orang untuk pamer.Budaya feodal yang masih melekat sehingga menciptakan
kelas-kelas sosial dan akhirnya terjadi “pemberontakan” untuk cepat naik kelas.
Masyarakat kita mengukur kesuksesan dengn materi dan jabatan sehingga mendorong
untuk saling pamer.
9. Tidak
banyak dipengaruhi kebudayaan local (strong in subculture)
Sekalipun konsumen Indonesia gengsi
dan menyukai produk luar negeri, namun
unsur fanatisme kedaerahan-nya ternyata cukup tinggi. Ini bukan berarti bertentangan dengan hukum perilaku yang lain.
unsur fanatisme kedaerahan-nya ternyata cukup tinggi. Ini bukan berarti bertentangan dengan hukum perilaku yang lain.
10. Kurang
memperdulikan lingkungan (low consciousness towards environment)
Salah satu karakter konsumen
Indonesia yang unik adalah kekurangpedulian mereka terhadap isu lingkungan.
Tetapi jika melihat prospek kedepan kepedulian konsumen terhadap lingkungan
akan semakin meningkat, terutama mereka yang tinggal di perkotaan begitu pula
dengan kalangan menengah atas relatif lebih mudah paham dengan isu lingkungan.
Lagi pula mereka pun memiliki daya beli terhadap harga premium sehingga akan
lebih mudah memasarkan produk dengan tema ramah lingkungan terhadap mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar